URGENSI SALING MENGINGATKAN
OLEH
: ASHHABUL YAMIN, S.Pd
Seorang
cendekiawan muslim Indonesia Prof Dr Mahfud MD pernah mengungkapkan “Manusia
banyak benarnya banyak juga salahnya, Iblis semuanya salah, Malaikat semuanya
benar”. Jadi jika kita merasa selalu benar, maka tidak akan pernah bisa, karena
kita bukanlah Malaikat, namun kita adalah manusia, tempatnya salah dan lupa.
Dan ketika manusia salah, itu adalah wajar, yang tidak wajar adalah ketika
seorang manusia merasa diri selalu benar, merasa tidak pernah bersalah, dan
tidak mau menerima nasehat dari saudaranya sesama muslim.
Belakangan
kita melihat fenomena apatis terhadap halaqoh atau majelis kajian ilmu di
masyarakat yang kondisinya cukup memprihatinkan. Ketika sebuah tema kajian
sudah berkali-kali diulang dalam penyampaiannya, tidak sedikit yang kita dengar
bergumam, “ahh,,,itu-itu saja yang
disampaikan”, atau “ahh,,, yang
sudah-sudah kita tahu saja yang disampaikan” atau “ahh,,, tidak adakah tema yang lain”. Fenomena ini sesungguhnya
bukan hal yang baru, namun sudah sejak lama ada. Betapa sombongnya orang yang
seperti ini. Merasa sudah benar, merasa sudah cukup, dan tidak perlu lagi
mendapat peringatan dari saudaranya. Orang yang sering bergumam seperti ini,
saya ingatkan untuk membaca Al Qur’an surah Az Zariyat ayat 55 yang artinya : “Dan tetaplah memberikan peringatan,
sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang mukmin”. Jika kita
pahami ayat tersebut dengan benar, maka apapun tema kajiannya, yang terpenting
adalah menyampaikan tentang sebuah kebenaran, tentu itu akan sangat bermanfaat
bagi yang hadir.
Kebermanfaatan
sebuah tema kajian bukan hanya ditinjau dari seberapa banyak pengetahuan baru yang
kita dapatkan, namun juga dapat ditinjau dari seberapa mantap kita terhadap
pengetahuan yang sudah ada. Dalam dunia pendidikan hal inilah yang disebut
dengan penguatan. Penguatan yang dimaksud pada tulisan ini adalah pada tataran
bagiamana kita mampu mentranformasikan pengetahuan yang sudah ada dalam bentuk
sikap dan perilaku, bukan hanya sekedar konsep.
Kembali
fokus ke tema tulisan ini, “Urgensi saling mengingatkan”. Mengapa saling
mengingatkan adalah sebuah keniscayaan? Secara sederhana kami dapat menjawabnya
dengan menjabarkan 4 (empat) alasan, sebagai berikut :
1) Saling
mengingatkan dalam kebenaran adalah perintah Allah dan RasulNya. Hal ini
tertera dalam Al Qur’an Surah Al Asr ayat 1-3 dimana Alloh SWT berfirman “Demi masa, sungguh manusia berada dalam
keadaan yang merugi, kecuali yang beriman dan mengerjakan kebajikan, dan saling
menasehati dalam kebenaran dan saling menasehati dalam kesabaran”. Alloh
SWT juga berfirman dalam Al Qur’an surah Az Zariyat ayat 55 yang artinya : “Dan tetaplah memberikan peringatan,
sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang mukmin”. Jika kita
membaca Tafsir Ibnu Katsir terkait surah Az Zariyat. Ayat 55 tersebut didahului
oleh ayat 52 yang artinya : “demikianlah
setiap kali seorang Rasul yang datang kepada orang-orang yang sebelum mereka,
mereka (kaumnya) pasti mengatakan, “Dia itu pesihir atau orang gila”. Begitulah
perlakuan orang-orang yang bodoh kepada para rasul Alloh yang memberi
peringatan pada waktu itu. Dalam konteks kekinian tentu tidak separah itu,
namun tidak bisa kita pungkiri gejala-gejala yang serupa terjadi juga dimasa
kini, di mana banyak sekali manusia dizaman sekarang yang meremehkan majelis-majelis
kajian dengan berbagai alasan.
Selanjutnya ayat 55 surah Az Zariyat tersebut dilanjutkan
dengan ayat 56 yang artinya : “Dan Aku
tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada ku”. Menurut
tafsir Ibnu katsir, ibadah yang dimaksud disini bukan hanya sujud dan
sembahyang diatas sajadah, namun ibadah dalam persepektif yang sangat luas.
Saling mengingatkan atau hadir dalam majelis kajian juga termasuk ibadah yang
utama dan mulia, karena disanalah ladang ilmu, ilmu yang kemudian menunjang
kualitas ibadah kita. Karena ibadah yang mantap adalah ibadah yang berkualitas
meskipun sedikit, dan derajat ibadah yang berilmu jauh lebih tinggi
dibandingkan derajat ibadah orang yang bodoh.
2) Saling
mengingatkan adalah naungan rahmat dan taman surga
Nabi SAW bersabda yang artinya : “jika kamu ingin melihat taman surga, maka hadir lah dalam majelis
ilmu/ kajian”
3) Saling
mengingatkan merupakan kebutuhan memori otak
Otak perlu mendapat penyegaran akan sebuah pengetahuan
yang sudah ada. Disamping itu saling mengingatkan dapat mengamankan agar
pengetahuan yang sudah tidak ada tidak hilang begitu saja. Dewasa ini
kontaminasi terhadap memori otak luar biasa dahsyatnya. Lengah sedikit saja
maka pengetahuan yang sudah ada dalam memori otak akan tergerus jika tidak
dijaga dengan baik.
Tindakan preventif yag bisa kita lakukan pada tataran ini
adalah dengan menjaga saluran-saluran yang menjadi pintu masuk
informasi-informasi yang berpotensi menggerus memori otak. Tergerusnya memori
otak nyaris tidak terasa oleh kita, bahkan tidak berlebihan jika saya katakan
tidak kita sadari. Terlebih jika kita sudah sampai terhanyut dan terbuai pada
hal-hal yang fatamorgana. Indah dirasa namun sesungghnya perlahan jebakan iblis
menanti kelengahan kita. Bukankah betapa banyak ayat-ayat dalam Al Qur’an yang
telah menegaskan tentang ini kepada kita : “dijadikan
terasa indah oleh syaitan kehidupan dunia ini”
4) Saling
mengingatkan merupakan obat ketenangan jiwa
Merasakan ketenangan, keteduhan, kedamaian dalam sebuah
halaqoh adalah salah satu ciri muslim yang mendapat rahmat dari Allah SWT.
Perasaan tersebut tentu mengkonfirmasi sebuah hadist yang mengungkapkan : “taman syurga didunia adalah halaqoh ilmu”. Taman
syurga tentu akan membuat orang-orang merasakan ketenangan, keteduhan, dan
kedamaian ketika berada didalamnya. Maka kita perlu bertanya mengapa banyak
juga orang ternyata tidak merasakan ketenangan, keteduhan, dan kedamaian
didalam taman syurga. Sungguh beruntung orang-orang yang berada dalam halaqoh
ilmu dan merasakan kedamaian didalamnya, dan sungguh rugi orang yang berada
dalam halaqoh ilmu, namun tidak merasakan kedamaian didalamnya.
Mengakhiri
tulisan ini, kita berdo’a kepada Alloh SWT agar kita senantiasa mendapatkan
rahmatNya, ringan langkah kaki kita menuju jalan yang diridhoiNya, serta nikmat
dan indah rasaya ketika kita beribadah kepadaNya.
Komentar
Posting Komentar