STRATEGI MERAIH KEBERKAHAN DENGAN MENJAGA WUDHU
OLEH
: ASHHABUL YAMIN
Hidup
dalam keberkahan, tentu menjadi dambaan setiap insan. Dengan keberkahan waktu
yang sedikit sekalipun menjadi lebih produktif, uang belanja yang pas-pasan pun
menjadi cukup untuk kebutuhan hidup keluarga, peluang-peluang untuk semakin
banyak berbuat kebaikanpun semakin terbuka lebar, dan kebahagiaan hidup dunia
dan akhiratpun insyaalloh akan kita raih. Begiutlah jika hidup kita dipenuhi
dengan keberkahan.
Bagaimana
strategi untuk mendapatkan hidup yang berkah? Strateginya adalah dengan membuka
kran perbuatan baik sebanyak-banyaknya, dan menutup kran perbuatan negatif. Strategi
yang dimaksud akan dapat efektif jika kita mampu memulainya dengan menjaga
wudhu.
Berwudhu
adalah bersuci dari hadast kecil yang biasa kita lakukan sebelum melakukan ibadah-ibadah
yang mensyaratkan berwudhu terlebih dahulu sebelum melakukannya, seperti shalat
dan membaca Al Qur’an.
Setelah
berwudhu kita akan merasakan perubahan suasana kebathinan dari sebelum
berwudhu. Perubahan suasana kebathinan yang dimaksud adalah kita akan merasa
diri ini berada dalam posisi suci jasmani dan rohani—terbukti kita menghindari
bersentuhan dengan lawan jenis hatta itu pasangan kita sendiri (suami/ istri),
kita tidak mau melihat hal yang negatif apalagi yang haram, kitapun enggan mendengarkan
hal yang negatif, kita cenderung menghindari perbuatan menggunjing sesama. Pada
saat yang bersamaan kita akan berupaya melihat, mendengar, dan melakukan yang
baik. Ibarat pakaian yang sudah dicuci dan bersih, tentu kita tidak akan membiarkannya
jatuh ke air kotor bukan.
Setidaknya
dalam sehari semalam ada 5 (lima) kali kita berwudhu, saat hendak melaksankan
shalat shubuh, shalat zuhur, shalat ashar, shalat maghrib, dan shalat isya. Dalam
5 (lima) waktu tesebut suasana kebathinan yang suci tersebut tentu kita
rasakan. Bisa dibayangkan jika kita mampu menjaga wudhu meskipun diluar 5 (lima)
waktu tersebut. Tentulah mayoritas hidup yang kita lalui akan dipenuhi oleh
kebaikan—Dan hal yang negatifpun menjadi minoritas bahkan lenyap dari perilaku
kita sehari-hari.
Hasil
nyata dari perbuatan baik adalah mengundang perbuatan-perbuatan baik
setelahnya. Ibnu Qayyim menyampaikan tentang perkataan seorang ulama : “Sesungguhnya
hukuman bagi kejahatan adalah lahirnya kejahatan setelahnya dan pahala kebaikan
adalah lahirnya kebaikan setelahnya.”
Lebih
lanjut Ibnu Qayyim menjelaskan : “Apabila seorang hamba melakukan suatu
kebaikan, maka kebaikan lain yang berada disampingnya akan berkata “Kerjakanlah
aku juga.” Jika kebaikan ini dikerjakan, maka kebaikan yang lain akan
mengatakan yang serupa, demikian seterusnya. Sehingga, berlipatgandalah
keuntungannya, bertambahlah pahalanya, semakin dekatlah ia dengan Alloh SWT. Begitupun
sebaliknya jika kejahatan yang dilakukan, maka kejahatan-kejahatan yang berada
disampingnya juga akan mengatakan : “Kerjakan aku juga.” Ada bentuk kejiawaan “terlanjur
basah” dalam hal ini. Sehingga terakmulasilah kejahatan yang satu dengan kejahatan
yang kedua, ketiga dan seterusnya.
Dalam
agama Islam kita dianjurkan untuk bergegas dalam kebaikan—bukan tergesa-gesa. Mungkin
ada sebagian dari kita yang berfikir bahwa dengan menjaga wudhu akan membuang
waktu produktif kita, karna disaat wudhu batal—maka kita harus meluangkan waktu
untuk memperbaharui wudhu kita. Pola pikir semacam ini justru membalikkan
kebanaran yang hakiki. Bagaimana mungkin perbuatan baik dianggap membuang waktu
produktif.
Konkrit
dari menjaga wudhu jangan juga kita bayangkan bahwa kita akan berwudhu setiap
saat wudhu kita batal—Tidak seperti itu juga. Kita dapat melakukannya saat
hendak berangkat ke tempat kerja, kesekolah, kesawah, kepasar, berkendaraan. Bukankah
jika kita dalam wudhu kita dapat menjaga hafalan Al Qur’an kita di atas
kendaraan, didalam perjalanan kesawah, tempat kerja, sekolah. Jika ini kita
lakukan—Subhanalloh betapa berkah hidup ini—kita akan merasakan keteduhan,
ketenangan dalam hidup—ketidakkhawatiran akan rizki yang sudah Alloh siapakan
bagi hamba-hambanya yang bertaqwa—mau berikitkhtiar dan senantiasa berdo’a
penuh harap.
Dalam
sebuah hadist yang diriwatkan oleh Bukhari dan Muslim, nabi kita Muhammad Rasululloh
SAW bersabda yang artinya : “Sungguh umatku akan dipanggil nanti pada hari
kiamat dalam keadaan bercahaya disekitar muka, tangan, dan kaki, karena bekas
wudhu. Karena itu barangsiapa diantara kalian sanggup melebihkan basuhan
wudhunya (melebihi yang telah difardhukan pada muka, tangan, dan kaki), maka
hendaknya ia melakukannya.”
Alloh
SWT maha pengasih kepada hamba-hambanya—atas karunia wudhu kita dapat merasakan
kesegaran air yang membasahi mulut, hidung, wajah, tangan, sebagian kepala,
telinga, dan kaki kita. Disamping itu itu suasana kebathinan kesucian akan
mulai kita rasakan saat berkumur rasakanlah seolah kita sedang membersihkan
dosa lisan kita yang sudah berkata kotor, keji, fitnah, dan sukan menggibah
sesama. Saat memasukkan air ke hidung
dan menghempaskannya, rasakanlah seolah kita sedang menghempaskan
kesalahan dan dosa yang pernah kita perbuat. Saat membasuh wajah, rasakanlah
seolah kita sedang membersihkan kening dan otak kita yang mungkin saja pernah berfikir
kotor dan licik. Saat melewati mata, rasakanlah seolah mata kita sedang dicuci
lahir dan bathinnya. Saat membasuh tangan, rasakanlah seolah membersihkan dosa
yang pernah dilakukan oleh tangan yang pernah memengang sesuatu yang haram. Saat
membasuh kaki, rasakanlah seolah kita sedang membersihkan kaki yang pernah
berjalan ke tempat maksiat
Dalam
Islam ikhtriar dan do’a tidak dapat dipishkan. Menjaga wudhu adalah ikhtiarnya
dan adapula do’a yang bisa kita baca setelah berwudhu, yakni : “Asyhaduallaailaaha’illalloh
Wa Asyhadunnamuhammadun Abuduhu Warosuluh, Allohumajalniminatthauwwabina
Wajalaniminal Mutathohhiriin.” (Aku bersaksi tiada Tuhan selain Alloh, dan aku
bersaksi nabi Muhammad adalah seorang hambda dan rasul, Ya Alloh masukkanlah
aku dalam golongan orang-orang yang bertaubat dan masukkanlah aku dalam
golongan orang-orang yang suci).
Maka,
kita bisa mengambil air wudhu kapanpun tanpa terhalangi oleh siapapun dengan
harapan memulai kebaikan dengannya, mengahpus dosa yang pernah kita lakukan,
dan menghalangi agar tidak melakukan dosa.
Wallohua'lam.
Semoga...air wudhu yang dapat mulai kita pelihara menjadikan diri kita sebagai manusia yang lebih terpelihara akhlaknya oleh Allah swt
BalasHapus