SHALAT ITU MEMBAHAGIAKAN Part-1 (SUJUD DAN DUDUK DIANTARA DUA SUJUD)
OLEH : ASHHABUL YAMIN, S.Pd
Shalat itu mestinya kita lakukan dengan penuh kebahagiaan. Jangan tergesa-gesa apalagi terpaksa. Seyogyanya shalat itu kita resapi maknanya, nikmati tiap-tiap bacaan dan gerakannya. Hal ini memerlukan ilmu tentunya.
Bahagia dalam shalat adalah ketika seseorang melaksanakan shalat dan merasakan kehadiran Allah SWT yang amat dekat kepadanya, sehingga hati dan jiwanya merasa tenang dan tentram. Ia betul-betul menjaga adab dan sopan santun di hadapan Allah SWT. Segala gerakan dan ucapannya dia konsentrasikan mulai dari awal shalat hingga shalatnya berakhir.
Bahagia dalam shalat adalah ketika seseorang melaksanakan shalat dan merasakan kehadiran Allah SWT yang amat dekat kepadanya, sehingga hati dan jiwanya merasa tenang dan tentram. Ia betul-betul menjaga adab dan sopan santun di hadapan Allah SWT. Segala gerakan dan ucapannya dia konsentrasikan mulai dari awal shalat hingga shalatnya berakhir.
Bahagia dalam shalat adalah pekara
yang sangat mulia dalam ibadah. Namun perkara ini sangatlah berat dilaksanakan.
Faktor yang paling mempengaruhi tingkat kebahagiaan seseorang dalam sahlatnya
adalah seberapa dalam ilmu yang ia pahami terkait dengan shalat dan gerakan-gerakannya. Ia paham akan makna shalat, iapun paham akan arti
bacaan-bacaan dalam shalat, tentu bukan sekedar hafal lafazd arabnya namun
paham arti dan maknanya.
Tulisan
ini akan memfokuskan pada 2 (dua) gerakan shalat yang kebanyakan orang sering
tergesa-gesa pada gerakan yang dimaksud. Gerakan yang dimaksud adalah sebagai
berikut :
1)
Sujud
Hendaknya kita jangan tergesa-gesa ketika
melakukan gerakan sujud dalam shalat. Lakukanlah sujud dengan tenang dan penuh
khusyu’.
Dalam Al Qur’an suarh Al Alaq ayat 19 Alloh SWT berfirman yang artinya : “sekali-kali jangan, janganlah kamu patuh kepadanya; sujudlah dan
dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan)”
Inilah ayat penutup surah Al Alaq, surah yang
diawali dengan keputusan pengangkatan Muhammad sebagi nabi. Pada ayat tersebut
nabi Muhammad SAW diperintahkan untuk bersujud lebih dekat kepada Alloh tanpa
menghiraukan Amr bin Hisyam ibnu Mughirah yang lebih dikenal dengan panggilan
Abu Jahal, tokoh kafir yang sampai akhir hayatnya melakukan perlawanan kepada
Nabi SAW.
Menurut buku 60 menit terapi shalat bahagia
oleh Moh. Ali Azis (2012) Setidaknya ada beberapa faedah dan keutamaan yang
bisa kita raih pada gerakan sujud ini antara lain sebagai berikut:
1.
Sujud
sebagai pembeda antara kita dengan iblis. Saat kita bersujud iblis menangis dan
merasakan kehancuran dan berkata kepada kita, ‘engkau mahluk yang mulia karena langsung bersujud ketika diperintahkan
Alloh, sedangkan aku dulu diperintah yang sama, aku membangkang”. Tidak ada
kekuatan penghancur iblis melebihi kekuatan sujud kita.
2. Sujud
sangat tepat untuk mencurahkan masalah dunia dan akhirat. Untuk apa kita
mencurahkan masalah kepada manusia, mahluk yang sama lemahnya seperti kita? Tuntaskan
masalah dan harapan kita dengan sujud, itulah posisi terdekat kita dengan Alloh
SWT. Nabi SAW bersabda : “hubungan
terdekat antara seseorang dengan Tuhannya adalah ketika bersujud. Maka perbanyaklah
berdo’a didalamnya” (HR. Ahmad dan Muslim)
3. Semakin
lama dan tenang kita bersujud semakin dekat jarak ke syurga, sebab dosa-dosa
kita selama sujud juga semakin habis terhapus. Rasululloh SAW bersabda yang
artinya : “Ketika seseorang bangkit untuk
shalat, dia berdiri membawa seluruh dosanya. Dosa itu diletakkan di atas kepala
dan pundaknya. Ketika ia rukuk atau sujud, semua dosa itu akan jatuh berguguran
satu persatu”. (HR. Thabrani, Abu Nu’aim, Al Baihaqi dari Ibnu Umar RA)
Prof. Dr KH. Nazarudin Umar dalam kajiannya
pernah menyampaikan : “Pada saat shalat
perumpamaan kepala kita seperti ember yang dipenuhi oleh kotoran, dosa,
dan hal-hal yang negatif lainnya. Ketika sujud maka ember itu akan tumpah ruah
membuang semua kotoran, dosa, dan hal-hal negatif tersebut”.
4. Saat
bersujud, kita benar-benar telah seirama dengan sujud dan tasbih yang dilakukan semua
mahluk dilangit yaitu para malaikat, dan mahluk bumi yaitu jin, manusia, hewan,
dan tumbuhan. Mereka bertasbih dengan bahasa yang tidak kita pahami.
5. Dengan
meletakkan kepala sebagai kehormatan kita sejajar dengan kaki semua orang, kita
mengakui kehinaan kita dan mengakui keagungan Alloh yang maha tinggi, seraya membaca "Subhanarobbiyal a'la wabihamdihi/ Maha suci Tuhanku yang maha tinggi dan dengan ini aku memujiNya"
6. Sujud
mengingatkan kita pada kematian. Sujud pertama mengingatkan tanah sebagai asal
usul manusia, sedangkan sujud kedua mengingatkan bahwa kita pasti kembali ke
tanah. Setiap sujud kita diingatkan “innalillahi
wainna ilaihi rojiun/ sungguh kami adalah milik Alloh dan kepadaNYa kami akan
kembali.” (QS. Al Baqarah: 156)
7. Sujud
mendatangkan ratapan alam. Maksudnya adalah saat kita meninggal dunia, tanah
tempat sujud kita menjadi saksi dan menangis lebih dulu daripada keluarga kita.
Bumi menangisi kepergian orang yang selalu bersujud di atasnya.
2)
Duduk
di antara dua sujud
Duduk di antara dua sujud adalah gerakan
lanjutan setelah sujud pertama. Pada posisi ini hendaknya kitapun jangan
tergesa-gesa. Lakukanlah dengan tenang dan khusyu’. Resapi bacaan do’a yang
lengkap padanya. Ada 8 (delapan) permintaan yang terangkum sempurna pada posisi duduk di
antara dua sujud ini. 8 (delapan) permintaan tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Robbighfirli : Ya
Tuhanku, Ampunilah aku
2.
Warhamni : dan
sayangilah aku
3.
Wajjburni : dan
tutuplah aibku
4.
Warfa’ani : dan
tinggikanlah derajatkau
5.
Warzuqni : dan
karuniakanlah rezeki kepadaku
6.
Wahdini : dan
berikanlah aku petunjuk
7.
Wa’afini : dan
sehatkanlah aku
8.
Wa’fu’anni : dan
maafkanlah kesalahanku
Sungguh lengkap dan sempurna do’a ini,
sehingga sangatlah sayang jika kita lewatkan begitu saja. Dalam shalat yang
tergesa-tergesa tentu saja sangatlah sulit meresapi bacaan do’a ini dengan
khyusu’.
Sujud dan duduk di antara dua sujud dan
gerakan shalat lainnya merupakan gerakan satu kesatuan yang tentu saja tidak
bisa terpisahkan. Hal ini mengkonfirmasi penyampaian Prof. Dr KH. Nazarudin
Umar dalam kajiannya : “Pada saat shalat
perumpamaan kepala kita seperti ember yang dipenuhi oleh kotoran, dosa,
dan hal-hal negatif lainnya. Ketika sujud maka ember itu akan tumpah
membuang semua kotoran, dosa, dan hal-hal negatif tersebut, dan ketika gerakan
berikutnya yakni duduk di antara dua sujud do’a kita pertama kali adalah “Roobighfirli,
Ya Tuhanku Ampunilah aku”. Setelah kotoran dan dosa tumpah dari dalam ember,
maka kitapun bangun untuk menegakkan ember dan memohon ampun kepada Alloh SWT
atas dosa dan noda yang ada pada diri kita, sehingga lengkap dan singkronlah
antara usaha dan do’a, usahanya adalah menumpahkan ember yang berisi dosa dengan bersujud, do’anya
adalah memohon ampunan atas dosa yang baru saja ditumpahkan ketika bersujud yakni pada saat duduk diantara dua sujud
Percayalah jika kita lakukan gerakan ini
dengan benar, maka kenikmatan dan kebahagiaan dalam shalat akan kita raih. Insyaalloh.
Demikianlah tulisan singkat ini, tentu bukan
hanya 2 (dua) gerakan itu saja yang menjadi perhatian kita. Gerakan-gerakan yang
lainpun harus tetap kita pahami dan resapi maknanya. Dan insyaalloh akan kita
bahas pada kesempatan-kesempatan berikutnya.
Wallohu'a'lam.
Komentar
Posting Komentar