MEMBANGUN TEAM WORK YANG SOLID DENGAN SHALAT BERJAMAAH

OLEH : ASHHABUL YAMIN




Pertama kali tiba di Madinah, yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW adalah membangun masjid. Masjid yang didirikan oleh beliau dijadikan sebagai pemersatu ummat. Shaf-shaf shlat yang panjang dan teratur rapi akan membangun kebersamaan, solidaritas, keadilan dan kekompakan.



Masjid yang dibangun oleh Rasululloh SAW bukan untuk bermegah-megahan—tapi memang beliau niatkan sebagai sarana pemersatu ummat. Percuma saja jika kita membangun masjid yang megah, namun tidak mendatanginya untuk shalat berjamaah. Percuma juga kita merayakan Maulid yang mewah dan menghabiskan anggaran besar, namun kita tidak mengikuti sunnah Rasululloh SAW, yaitu shlat berjamaah dimasjid. Lantas untuk apa semua itu kita lakukan? Apa iya semua itu kita lakukan hanya untuk bermegahan, hanya untuk berbangga-bangga agar mendapat pujian dari sesama.



Mari perbaiki dan luruskan niat. Perkara yang kecil dimata manusia namun dengan niat yang lurus dan benar akan menjadi besar dan mulia dimata Alloh, begitupula sebaliknya, perkara yang besar dimata manusia namun dengan niat yang yang salah akan menjadi kecil dimata Alloh, bahkan noncent.



Mari kita bersyukur hidup didaerah yang masjidnya sangat mudah kita jumpai disetiap desa bahkan disetiap dusun—sehingga jika kita berkendaraan dan melewati masjid sementara adzan dikumandangkan padanya—berhentilah sejenak, dirikanlah shalat padanya—sebab kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi berikutnya—syukur-syukur jika kita sampai tujuan dengan selamat.



Shalat berjamaah itu berat, terutama bagi mereka yang belum terbiasa. Terlebih jika mereka memiliki sifat kemunafikan dalam dairinya. Hal ini sudah disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW dalam sabdanya yang artinya : "Shalat yang paling berat bagi orang munafik adalah shalat Isya dan Shalat Shubuh. Seandainya mereka tahu keutamaan kedua shalat itu, maka mereka akan mendatanginya dengan keadaan merangkak." (Muttaqun alaih)



Sering kita saksikan saat adzan berkumandang—rapat yang dilaksanakan dikantor-kantor, sekolah, perusahaan—tidak dihentikan dan terus berjalan—bahkan mendekati waktu shalat berikutnya. Padahal waktu yang dibutuhkan hanya sekita 15-20 menit saja untuk menghentikannya dan melaksanakan shalat berjamaah.

Shalat berjamaah adalah wujud nyata dari team work yang solid dan kuat. Even organizer (EO) yang terbentuk dalam waktu yang sangat singkat—bahkan tersingkat didunia. Ada petugas azan (muazzin) yang memanggil dengan satu komando—disemua masjid diseluruh dunia komandonya sama, bahasanya sama, dan lafdaznyapun juga sama.

Para jamaah berbodong-bondong mendatangi panggilan tersebut. Mulailah mereka bersuci (berwudhu), kemudian pemanasan (shalat sunnah), dan tibalah saatnya Iqamat—lalu semua bergegas berdiri mengisi shaf-shaf yang fasilitasnya sama. Tidak ada yang mendapat fasilitas khusus apapun jabatannya. Mereka meluruskan dan merapatkan shaf dibawah komando sang Imam. Kaki kiri bersentuhan dengan kaki kanan jamaah disebelahnya. Kaki kanan bersentuhan dengan kaki kiri jamaah disebelahnya. Sangat teguh, kuat, kompak, dan solid barisan itu. Saat sang Imam salah, jamaahpun boleh menegur dengan tatacara yang sudah ditentukan dengan elegan—namun tetap kemudian mengikuti Imam.



Inilah barisan yang terkuat dengan disiplin dan dedikasi tinggi. Jika ini bisa dilakukan oleh para pimpinan organisasi, kantor, sekolah, dan perusahaan, maka insyaallah team work yang kuat akan terbentuk. Secara pribadi saya sangat merindukan pemimpin yang seperti ini. Kagum rasanya hati ini mendengar sebuah organisasi atau perusahaannya yang menjadikan shalat berjamaah sebagai syarat untuk merekrut karyawannya.



Saat berbicang-bincang dengan salah seorang tenaga di Yayasan Server Indonesia terkait bagaimana rekrutmen tenaganya—ternyata mereka disyaratkan dengan shalat berjamaah. Lebih lanjut ia menjelaskan—“jika adzan sudah berkumandang apapun yang kami kerjakan dikantor—kami tinggalkan dan segera memenuhi panggilan adzan tersebut”. Subhanalloh, sebuah organisasi yang patut dicontoh oleh organisasi-organisasi lainnya.



Pribadi-pribadi yang kuat dan tangguh memang dibangun didalam masjid. Mereka siap melakukan apapun untuk membela agama Allah. Pilihan mereka hanya 2 (dua), mati syahid atau beroleh kemenangan dan kejayaan Islam. Kalau karakter semacam ini sudah tumbuh dan kuat dalam pribadi masing-masing jamaah, maka team work yang kuatpun akan terbentuk.  Semoga bermanfaat



Wallohu’alam

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

HAKIKAT NKRI DAN TIPS MEMBINAN PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA

MENGINGAT MATI

RPP PPKn PERT 1-5 SEMESTER II KELAS XII (HAKIKAT NKRI)